Andaikan kita ingin membuat soal tes, entah untuk ulangan harian atau ulangan umum berdasarkan contoh soal tersebut, maka proses modifikasi apa yang bisa kita lakukan terhadap soal tersebut? Berdasarkan pengalaman dan pengamatan, setidaknya ada dua cara dasar yang bisa dilakukan.
Cara pertama, yang umum dilakukan, adalah dengan mengubah “bilangan-bilangan” pada bagian yang diketahui dari soal tersebut. Tetapi bentuk dan redaksi soal tidak diubah alias sama. Sehingga hasilnya berupa soal yang hampir tidak ada beda bila dibandingkan dengan soal aslinya. Bila cara ini dilakukan, maka soal tadi misalnya akan diubah menjadi soal berikut:
Jika dan , maka tentukan nilai dari
Untuk mampu menjawab soal ini, siswa hanya perlu mengingat dan memahami prosedur penyelesaian contoh soal tadi. Menurut teori psikologi pendidikan, proses belajar yang sekedar mengingat adalah proses berpikir tahap rendah. Saya menduga, modifikasi cara pertama inilah yang sering dilakukan oleh para pembuat soal. Faktanya, entah di ulangan harian, ulangan umum, atau ujian nasional, kebanyakan soal memiliki tipe soal mirip seperti soal-soal yang sudah ada pembahasannya di buku-buku pelajaran. Akibat dari tindakan ini, kita tak perlu heran bila hasil studi internasional, seperti PISA ataupun TIMSS, menempatkan siswa kita pada posisi yang sangat rendah, jauh di bawah rata-rata internasional.
Cara kedua yang bisa dilakukan adalah dengan mengubah bagian soal yang ditanyakan. Misalnya, bagian yang diketahui tetap sama, tetapi yang ditanyakan misalnya adalah . Selain itu, bisa pula mengubah bagian yang diketahui dan juga mengubah bagian yang ditanyakan secara bersamaan dengan memanfaatkan hasil pembahasan pada contoh soal di atas. Bila cara ini dilakukan, maka soal tadi misalnya diubah menjadi seperti berikut:
Jika dan , maka tentukan nilai dari
Tampak bahwa soal hasil modifikasi cara kedua ini lebih baik ketimbang soal hasil modifikasi cara pertama. Untuk mampu menjawab soal hasil cara kedua ini, kemampuan yang diperlukan bukan cuma hafal prosedur, tetapi diperlukan pula pemahaman dan keterampilan matematika yang lebih lanjut. Saya pikir, berdasarkan teori psikologi pendidikan, soal hasil pengubahan cara kedua ini dapat merangsang siswa untuk berpikir ke tahap yang lebih tinggi.
Nah, mudah bukan proses memodifikasi soal matematika itu? Bila iya, silakan praktikkan! Mudah-mudahan contoh yang diuraikan barusan bermanfaat bagi kita selaku guru matematika. Amin.
Bila Anda memiliki cara lain dalam memodifikasi soal, silakan tuangkan di kolom komentar. Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar